๐ฆ Ridho Dengan Ujian Allah
Ketikasedang ditimpa ujian dari Allah, kata Habib Ridho, seorang hamba yang baik akan selalu menerimanya dengan pasrah, bahkan selalu bersyukur atas segala ketentuan yang Allah berikan. "Artinya, jangan kita keluar dari jalur dengan ujian yang akhirnya menjadi orang-orang yang sesat atau orang-orang yang tidak terima ujian itu, dan akhirnya
Sahabat rupanya salah satu ciri ridho pada Allah adalah menerima segala ketentuanNya termasuk musibah sekalipun dengan hati lapang. Jika kita diberi wajah kurang rupawan, rezeki yang pas-pasan, kesehatan bermasalah, namun kita tetap lapang pada ketentuan Allah tersebut, hal itulah yang disebut ridho padaNya.
Barangsiapa yang ridho (terhadap ujian tersebut) maka baginya ridho Allah dan barang siapa yang marah (terhadap ujian tersebut) maka baginya murka-Nya." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah At Tirmidzi berkata bahwa hadits ini Hasan Ghorib) Semakna dengan hadits di atas adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, yang artinya:
Jikadiberi ujian sabar, maka berlapang dada dan bersyukur. Jika kita ridho kepada Allah, kita tidak akan pernah menyandarkan diri kita kepada orang lain, kita hanya berharap kepada Allah. Kita akan menjalankan ibadah dengan senang, tidak menggerutu, malas, banyak pertanyaan. Jangan mengedepankan akal dibanding Al-Quran.
hurufpertama k 1 = ุฑ, huruf kedua k 2 = ุฌ, dan huruf ketiga k 3 = ุก; Makna dari kata dasar ุฑ ุฌ ุก : Kata dasar ini sebagai kata benda berkaitan dengan makna silakan, tolong, minta, sudilah, supaya, tumpang, menumpang, mangga, harap, asa, kepercayaan, keyakinan, lembah, jurang, ngarai, teluk sempit.
Berikutadalah tanda-tanda muslim dan muslimah yang mendapatkan ridho Allah SWT dan cinta dari Allah SWT. Pertama, dimudahkan Allah SWT dalam mengerjakan amal kebaikan. Sebab orang yang percaya kepada Allah SWT, maka ia juga akan mempercayai firman-Nya. Bukankah Allah SWT pernah menyebut dalam Al Quran, bahwa "bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan.
Karenaorang yang mendapat ridha Allah itu akan mendapatkan ciri-ciri khusus. Pertama, orang yang mendapat ridha Allah, ia menjalani hidup itu tanpa beban. Bukan berarti Allah tidak memberikan ujian kepadanya. Akan tetapi, ia akan senantiasa terlihat seperti orang yang tidak memiliki beban, walau pun ternyata, masalah yang ia hadapi itu cukup
Diantaranya bahwa dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan cobaan, ujian,dan penyakit akan hilang sifat sombong, keras hati, 'ujub, dan sifat yang lainnya. Yang kalau sifat ini tetap ada maka akan menghalangi dia untuk masuk surga. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan penyakit ini agar hilang sifat-sifat itu.
Olehkarena itu, peristiwa apapun yang terjadi di dalam hidup kita, marilah kita hadapi dengan ridho : terima dengan lapang dada, tanpa berkeluh kesah dan yakini bahwa segala yang terjadi ada dalam kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ridha adalah sikap terbaik agar ujian tersebut berbuah berkah bagi kita. Alah Subhanahu Wa Ta'ala
. โAkan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta nabi Muhammad sebagai rasulnya.โ HR. Muslim Sahabat, ridho merupakan perkataan ringan namun berat dijalankan, karena nyatanya, meskipun kita tahu harus ridho pada segala ketentuan Allah, tidak semua hal yang Ia berikan pada kita bisa kita ridhoi. Misalnya, kita tidak ridho pada ketentuan Allah mengenai rezeki yang kita peroleh. Mengapa amat sulit mendapat rezeki yang halal, sedangkan sumber rezeki yang haram selalu menggoda. Atau, kita tidak ridho pada ketentuan Allah mengenai keluarga, mengapa kita terlahir dari orangtua yang broken, lingkungan keluarga yang buruk dan jauh dari nilai Islam. Atau, masih banyak hal lainnya yang merupakan ketentuan Allah namun belum bisa kita ridhoi? Mari kita simak kisah singkat berikut ini Jaโfar bin Sulaiman Ash-Shunโi bercerita Suatu hari, ketika Sufyan Ats-Tsuri berada di tempat Robiโah Al-Adawiyyah, ia berseru, โYa Allah ridhoi kami.โ Robiโah menukas, โTidakkah kau malu kepada Allah meminta ridho-Nya, sementara kau sendiri tidak ridho terhadap-Nya?!โ Sufyan serta-merta berkata, โAstagfirullah, aku memohon ampun kepada Allah.โ Aku lalu bertanya kepada Robiโah, โKapan seorang hamba menjadi orang yang ridho terhadap Allah?โ Ia menjawab, โJika kebahagiaannya menyambut musibah sama seperti kebahagiannya menyambut nikmat.โ Sahabat, rupanya salah satu ciri ridho pada Allah adalah menerima segala ketentuanNya termasuk musibah sekalipun dengan hati lapang. Jika kita diberi wajah kurang rupawan, rezeki yang pas-pasan, kesehatan bermasalah, namun kita tetap lapang pada ketentuan Allah tersebut, hal itulah yang disebut ridho padaNya. โBalasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga โAdn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan meraka pun ridho kepadanya.โ QS. Al-Bayyinah 8 Lalu, bagaimana cara mencapai derajat ridho pada ketentuan Allah tersebut? Bukankah tidak mudah menerima hal buruk yang Allah beri dalam hidup kita? Berikut ini beberapa poin yang mudah-mudahan bisa membantu 1. Menyadari bahwa Allah yang paling berhak atas diri kita Sahabat, seorang pencipta memiliki hak 100% terhadap apa yang ia ciptakan. Sebagaimana seniman yang ketika membuat karya tak ingin diusik apalagi dikritik, apalagi Allah yang berhak 100% melakukan apapun yang dikehendakiNya atas ciptaanNya. โSesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.โ QS. Al-Hajj18 Maka, sebagai makhluk yang Ia ciptakan, kita disodorkan pilihan untuk ridho pada kehendakNya atau malah protes. Ketahuilah bahwa Allah tak memaksa makhlukNya untuk ridho, meski Ia berhak memaksa kita meridhoiNya, namun Ia justru meminta kepasrahan kita. Jika kita ridho pada ketentuanNya, maka sesungguhnya kita telah melakukan pilihan cerdas. Akan tetapi jika kita tidak ridho, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Tidak Membutuhkan makhlukNya. Jadi sebenarnya, orang yang tidak ridho atau belum ridho pada ketentuan Allah tengah berlaku zhalim pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa menemukan kebahagiaan sejati dalam hidupnya jika tak meridhoi apa yang Allah lakukan terhadap dirinya? 2. Meyakini bahwa musibah dan ujian bisa jadi bentuk cinta Allah Cara selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan meyakini sebenar-benarnya bahwa musibah dan ujian bisa jadi salah satu bentuk cinta Allah pada seorang hamba, maka tak perlu merutuki takdir yang terlihat tak menyenangkan, bisa jadi ada balasan besar di baliknya! โSesungguhnya besarnya balasan tergantung besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah Taโala apabila mencintai suatu kaum maka Allah akan menguji mereka dengan suatu musibah, maka barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan dari Allah dan barangsiapa yang marah maka baginya kemarahan Allah.โ HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik, lihat Silsilah Ash-Shahihah 3. Percaya bahwa Allah selalu memberi yang terbaik untuk diri kita Banyak orang tidak ridho pada ketentuan Allah karena mereka tak yakin bahwa apa yang dikehendaki Allah untuk terjadi adalah yang terbaik. Padahal segala pengetahuan dan ilmu ada di sisiNya, mengapa kita tak mempercayaiNya? Sama saja seperti seorang anak yang mencurigai orangtua yang amat mencintainya. Sang anak begitu benci dan protesโฆ mengapa ia diberikan makanan sayur-sayuran yang tak disukainya, dan tidak diizinkan untuk bermain hujan-hujanan di tengah gemuruh petir yang menyambar? Tentu karena sang anak tak mengetahui bahwa apa yang orangtua lakukan untuknya adalah demi kebaikannya. Sahabat, jika kita meyakini bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik, otomatis kita akan pasrah dan ridho pada apapun yang Ia pilihkan untuk kita. Maka menjadilah kita orang-orang beruntung yang ridho pada ketentuan Allah. Semoga kita termasuk golongan orang cerdas yang memilih secara sadar untuk meridhoi segala ketetapan Allah dalam hidup kita. Aamiin. SH
โ Allah Taala sebagai satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi, ridha dengan segala ujian atau musibah yang Allah turunkan kepada kita dan kita tidak boleh mencela ketetapan Allah. Kebanyakan yang menggelincirkan kaki manusia adalah berkaitan dengan penentangan terhadap takdir, mencelanya, tidak ridha terhadapnya, mengeluh dan menyandarkan kezhaliman kepadanya. Jika suatu saat rezekinya seret, dia akan berkata, โIni adalah bentuk kezhaliman. Dan, adakah orang lain yang lebih baik dariku ? โ Jika dia melihat orang-orang pergi mencari rezeki lalu sukses, dia akan berteriak,โDuhai seandainya aku seperti mereka, niscaya aku akan mengalami kesuksesan yang gemilang!โ Sayangnya, tabiat ini paling banyak tergambar dari sebagian kaum perempuan. Padahal amalan akidah tersebut diharamkan Allah Taโala, karena mereka tidak ridha dengan qadha ketentuan Allah. Dia beriman terhadap takdir yang baik, sedang terhadap takdir yang buruk, dia mengingkarinya. Dia rela dengan takdir yang manis dan menggerutu terhadap takdir yang pahit. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuโanhu diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ูุงู ููุคูู
ููู ุนูุจูุฏู ุญูุชููู ููุคูู
ููู ุจูุงููููุฏูุฑู ุฎูููุฑููู ููุดูุฑูููู ุญูุชููู ููุนูููู
ู ุฃูููู ู
ูุง ุฃูุตูุงุจููู ููู
ู ูููููู ููููุฎูุทูุฆููู ููุฃูููู ู
ูุง ุฃูุฎูุทูุฃููู ููู
ู ูููููู ููููุตููุจููู โSeorang hamba tidak dikatakan beriman sampai beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. Dan, hingga dia mengetahui bahwa apa yang ditakdirkan menimpanya, maka tidak akan pernah meleset, dan apa yang tidak ditakdirkan menimpanya, maka tidak pernah akan menimpa Shahih Sunan at-Tirmidzi. Dinukil dari pendapat Abdul Lathif bin HajisnAl-Ghomidi dalan kitabnya โโMukhalafaat Nisaiyyahโ, 100 Mukhalafah Taqaโu fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syarโiyyahโ diuraikan, sebagian kaum perempuan meremehkan tentang dosa mencela takdir tersebut. Jika dia melihat ada seseorang tiba-tiba mendapatkan berbagai kenikmatan dunia, dia menganggap tidak ada hikmah dalam pemberian Allah tersebut. Lantas dia berkata, โSesungguhnya Allah telah memberikan kepada seseorang yang tidak berhak mendapatkannya. โ Di atas inilah dia berjalan, selalu dalam keadaan mengeluh, terus menerus mencela takdir Allah. โBahkan bisa jadi, dia akan mengatakan bahwa tidak ada hikmah dan rahmat dalam ketentuan-Nya. Jika ia mau beriman dan menginstropeksi dirinya, memperhatikan pemahamannya, bersabar dan selalu mengharap pahala darinya, maka hal itu tentu lebih baik baginya, baik cepat maupun lambat,โjelas Al-Ghomidi. Dari Zaid bin Tsabit diriwayatkan bahwa ia berkata aku pernah mendengar Rasulullah bersabda ูููู ุฃูููู ุงูููููู ุนูุฐููุจู ุฃููููู ุณูู
ูุงููุงุชููู ููุฃููููู ุฃูุฑูุถููู ุนูุฐููุจูููู
ู ูููููู ุบูููุฑู ุธูุงููู
ู ููููู
ู ุ ูููููู ุฑูุญูู
ูููู
ู ููุงููุชู ุฑูุญูู
ูุชููู ุฎูููุฑูุง ููููู
ู ู
ููู ุฃูุนูู
ูุงููููู
ู ุ ูููููู ุฃูููููููุชู ู
ูุซููู ุฃูุญูุฏู ุฐูููุจูุง ููู ุณูุจูููู ุงูููู ู
ูุง ููุจููููู ุงูููููู ู
ููููู ุญูุชููู ุชูุคูู
ููู ุจูุงููููุฏูุฑู ุ ููุชูุนูููู
ู ุฃูููู ู
ูุง ุฃูุตูุงุจููู ููู
ู ูููููู ููููุฎูุทูุฆููู ุ ููุฃูููู ู
ูุง ุฃูุฎูุทูุฃููู ููู
ู ูููููู ููููุตููุจููู ุ ูููููู ู
ูุชูู ุนูููู ุบูููุฑู ููุฐูุง ููุฏูุฎูููุชู ุงููููุงุฑู โSekiranya Allah menghendaki untuk mengazab para penduduk langit dan bumi, niscaya Dia akan mengazab mereka, dan itu bukanlah bentuk kezhaliman Allah kepada mereka. Dan, sekiranya Dia memberi rahmat kepada mereka, niscaya rahmat-Nya lebih baik bagi mereka daripada amal mereka sendiri. Jika engkau memiliki emas sebesar bukit Uhud yang engkau infakkan di jalan Allah, niscaya amalamu tidak akan diterima sampai engkau mengimani takdir secara keseluruhan, dan engkau mengetahui bahwa apa yang ditakdirkan menimpamu, maka tidak pernah akan meleset dan apa yang tidak ditakdirkan manimpamu, maka tidak akan menimpamu. Jika engkau mati tidak dalam keadaan demikian pasti engkau akan masuk Neraka Shahih Sunan Abi Dawud, dan Shahih Sunan Abni Majaha Muslimah, kita ini adalah hamba Allah. Seperti budak kepada tuannya, maka apa keinginan tuannya, budak harus menurutinya. Demikianlah kita kepada Allah. Namun Allah adalah tuan yang tidak pernah berbuat zalim pada hamba-hamba-Nya. Maka kita harus ridha dengan segala ketetapan Allah. Kita harus ridho Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak untuk diibadahi. Ridha dengan segala ujian atau musibah yang Allah turunkan kepada kita. Kita tidak boleh mencela ketetapan Allah. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda ุฅู ุนุธู
ุงูุฌุฒุงุก ู
ุน ุนุธู
ุงูุจูุงุก ูุฃู ุงููู ุฅุฐุง ุฃุญุจ ููู
ุง ุงุจุชูุงูู
ุ ูู
ู ุฑุถู ููู ุงูุฑุถู ูู
ู ุณุฎุท ููู ุงูุณุฎุท โBesarnya ganjaran pahala tergantung pada besarnya ujian. Dan Allah jika mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Siapa yang ridho menerima ujian maka baginya ridha. Siapa yang marah, tidak terima takdir Allah, maka baginya kemarahan.โ Jadi, apa yang Allah Taโala takdirkan buat kita, itu yang terbaik buat kita. Apa saja, termasuk ujian dan cobaan. Allah yang menakdirkan musibah ini, Allah juga yang akan mengembalikan kepada keadaan yang lebih baik. Ketika ditimpa musibah dan kesusahan, jangan berharap sesuatu pun dari manusia. Berharaplah kepada Allah saja. Allah yang menciptakan kita, maka Allah pasti akan memberikan rezeki kepada kita. Yakinlah, bahwa Allah Taโala tidak akan menelantarkan hamba-hamba-Nya yang Aโlam.*/sumber;
Kita harus ridho, atas apa yang Allah tetapkan baik dan buruk. MT. Fadhlurrahman Sabtu, 22 Februari 2020 Kajian Kitab Nashoihud Diniyyah Ustadzah Aisyah Farid BSA ุจุณู
ุงููู ุงูุฑ ุญู
ู ุงูุฑ ุญูู
Dikajian sebelumnya, dijelaskan tentang 1 golongan yang selamat, yaitu Ahlussunah wal jamaah. Banyak ajaran-ajaran yang beredar sekarang, namun banyak dari ajaran tersebut menyimpang dari hakikatnya islam, dari apa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Tapi mereka label nya islam. Sebagaimana telah kita belaha sebelumnya mengenai kelak Ummat Nabi Muhammad akan terpecah menjadi 73 kelompok golongan dan hanya 1 golongan yang akan selamat, yaitu ahlussunah wal jamaah . ุฑุถูุช ุจุงููู ุฑุจุง ูุจุงูุงุณูุงู
ุฏููุง ูุจู
ุญู
ุฏ ูุจูุง ูุฑุณููุง ูุจุงููุนุจุฉ ูุจูุฉ ูุจุงูู
ูู
ููู ุงุฎูุงูุง Kita ridho bahwa Allah sebagai Tuhan kita, Islam sebagai Agama kita, Nabi Muhammad sebagai Nabi kita, dan Kita juga ridho Al Qurโan sebagai imam kita, kita juga yakin Kaโbah itu sebagai kiblat kita, kita juga yakin sesama muslim adalah saudara, kami berlindung dan berlepas dari segala agama yang bertolak dengan Agama Islam, kita juga beriman oleh kitab-kitab Allah, dan kita beriman kepada Rasul-rasul yang Allah utus, dan beriman kepada malaikat, kita juga beriman kepada takdir Allah yang baik dan buruk, kita juga percaya kepada kiamat/hari akhir, apalagi yang harus kita yakini? Segala sesuatu yang datang dari Nabi Muhammad, itu datangnya dari wahyu. Hidupkanlah kita dalam keyakinan ini, matikanlah kita dengan keyakinan ini, dan bangkitkanlah kita dengan keyakinan ini agar kita selamat. Kita harus menyandarkan diri kita kepada Al-Qurโan. Apa yang Allah sampaikan, harus kita kerjakan, jika tidak bisa maka janganlah memanipulasi atau memutarbalikkan sesuai paham kita sendiri. ุฅูููู ุงูุฏููููู ุนูููุฏู ุงูููููู ุงููุฅูุณูููุงู
ู Sesungguhnya agama yang diridhoi disisi Allah hanyalah Islam Agama yang diakui oleh Allah adalah Agama Islam. Maka jangan kita membenarkan agama lain, selain Islam. Agama islam itu kitabnya 4, zabur, taurat, injil, Al Qurโan. Namun kitab yang benar-benar terdahulu, bukan yang sudah dicampur-tangani tidak murni oleh manusia, yaitu penganutnya terdahulu yang menyimpang. Kita juga harus beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah SWT Kitab yang murni dibawa oleh Nabi-Nabi terdahulu. Namun penyempurna dari semua kitab adalah Al-Quran. Semua yang ada didalam Al Qurโan, lengkap, sempurna, semua kisah yang ada dikitab-kitab sebelumnya dijelaskan didalam Al-Qurโan. Kita juga beriman kepada malaikat. Percaya bahwa malaikat itu ada, seperti dalam sebuah hadits Nabi ููุฅูููู ุงููู
ูููุงูุฆููููุฉู ููุชูุถูุนู ุฃูุฌููููุญููุชูููุง ููุทูุงููุจู ุงููุนูููู
ู ุฑูุถูุง ุจูู
ูุง ููุตูููุนู Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan Allah memiliki para malaikat yang bertebaran dimuka bumi ini, para malaikat itu mencari orang-orang yang sedang memanjatkan doa dan menyebut-nyebut nama Allah. Kita harus ridho, atas apa yang Allah tetapkan baik dan buruk. Meskipun tidak menyenangkan, kita harus ikhlas. Allah tidak akan memberikan ujian, jika kita tidak mampu melaluinya. Jika ada benda yang kita diambil. Misalnya kehilangan motor. Itu ketetapan yang tidak menyenangkan. Tetapi kita harus ikhlas. Semakin dewasa seseorang tidak mungkin ujian yang diberikan akan tetap sama denga ujian sebelumnya. Ibarat seperti Mahasiswa yang mendapat ujian anak SD. Ujian seperti ini tidak adil bukan ? Dan ujian setiap orang berbeda. Allah tidak akan memberikan ujian kecuali kita mampu untuk melewatinya. Dan setiap ujian yang Allah berikan pasti memiliki hikmah walaupun hikmahnya mungkin belum kita ketahui pada saat itu juga. Jika saja seseorang selalu mampu untuk mengambil pelajaran pada setiap kejadian yang dilaluinya, maka sebenarnya ada hikmah kebaikan yang didapat setelahnya. Misal, ada orang kehilangan motor, padahal motor tersebut adalah sumber dia untuk mencari nafkah, ditambah lagi motor tersebut masih kredit dan belum lunas. Bisa jadi, jika motor tersebut digunakan pada saat itu, mungkin saja ada hal-hal yang lebih buruk lagi akan menimpa dia kehilangan nyawa dll. Kenapa Allah tidak memberitahu bahwa takdir buruk yang menimpa seseorang itu lebih baik daripada keinginannya ?, karena Allah ingin melihat siapa yang tabah, siapa yang sabar, dan yang mau menggunakan akalnya dengan baik. Jika ada orang yang tidak percaya kiamat, berarti imannya tidak benar. Tidak ada sesuatu yang Nabi ucapkan, melainkan wahyu yang diwahyukan. Telah mencicipi nikmatnya keimanan, yaitu orang yang ridho Allah sebagai Tuhan-nya, Islam sebagai Agamanya, dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya. Orang yang tahu maksud dari nikmatnya keimanan, maka dalam setiap kali dia melakukan ibadah, dia akan merasakan kenikmatan dalam beribadah shalat, sedekah, tilawah dll. Barangsiapa orang yang mengucapkan disaat pagi dan petang โุฑุถูุช ุจุงููู ุฑุจุงูู ูุจูุฅ ุณูุงู
ุฏููุง ูุจู
ุญู
ุฏ ูุจูุงโ Siapa yang membaca doa tersebut, maka Allah akan ridho dengannya. Caramu agar ridho dengan Allah Kamu harus ridho dengan segala ketetapan Allah yang diatur untuk kita, yang akan datang kepada dirimu nanti. Hendaknya kita merasa cukup dengan rezeki yang Allah berikan kepada kita. Berapapun yang diberikan kepada kita, maka kita terima dengan lapang dada. ridho, menerima, dirinya dengan ketaatan kepada Allah. Dan selalu menjaga hal-hal yang segala yang Allah orang yang ikhlas dengan apa yang kita kerjakan ibadah.Menyandarkan diri kita kepada-Nya. Berapa banyak orang diluar sana, mereka tidak mengedepankan Al-Qurโan, melainkan mengedepankan logikanya. Jika diberi ujian sabar, maka berlapang dada dan bersyukur. Jika kita ridho kepada Allah, kita tidak akan pernah menyandarkan diri kita kepada orang lain, kita hanya berharap kepada Allah. Kita akan menjalankan ibadah dengan senang, tidak menggerutu, malas, banyak pertanyaan. Jangan mengedepankan akal dibanding Al-Quran. Orang-orang yang mengedepankan akal akan mengeluarkan fatwa yang salah contohnya adalah โJilbab adalah tradisi orang arabโ. Kalimat ini dibantah oleh Ulama Habib Umar bin Hafidz bahwa Orang arab jahiliyah dulu tidak ada yang menggunakan jilbab, bahkan mereka suka menari perut yang memperlihatkan sebagian tubuh mereka. Namun, ketika islam datang, islam mengubah mereka menjadi muslimah. Jika ada orang diberi ujian, namun tidak kuat, biasanya orang tersebut menjadi kehilangan akal gila. Dan ini termasuk keadilan Allah, karena perbuatan orang tersebut tidak dicatat oleh Malaikat. Ada 3 orang yang tidak dicatat oleh malaikat walaupun berbuat sesuatu, bayi, tidur kemudian mengigau memukul orang , hilang akal gila. ูุงููู ุฃุนูู
ู ุจุงููุตููุงุจ
ridho dengan ujian allah